Jumat, 29 Agustus 2008

Hikmah Ramadhan

Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita ambil hikmahnya dalam kehidupan kita :
1. Ramadhan mengajarkan kita bagaimana menahan nafsu amarah kita, bahkan Nabi mengajarkan kepada kita ketika ada seseorang yang membuatmu marah, maka ucapkanlah “saya sedang shaum”. Betapa indahnya ketika dalam kehidupan organisasi kita, kita meredam emosi negatif kita pada saat berdiskusi,rapat atau mungkin berdebat tentang suatu hal. Sehingga keputusan-keputusan yang diambilpun, insyaAllah akan barakah dan menyenangkan bagi siapapun yang terlibat, maupun tidak terlibat
2. Ramadhan mengajarkan kita tentang semangat ‘Jannah Oriented’. Dalam bulan ramadhan kita seakan-akan tidak tahu kenapa, ada spirit yang tiba-tiba muncul dalam diri kita untuk selalu beribadah lebih baik lagi. Ada pengharapan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dibulan Ramadhan akan mendapatkan pahal yang berlipatganda. Sehingga semestinya dalam kehidupan berorganisasi kita, kitapun harus memiliki spirit itu, ‘jannah oriented’, melakukan segala sesuatu dengan penuh keikhlasan dan hanya untuk mengharap keridhoan dari Allah SWT, tanpa mengabaikan nilai-nilai sosial yang ada di organisasi kita.
3. Ramadhan mengajarkan kita untuk selalu bersiap diri, Karena kita diperintahkan untuk makan sahur sebelum kita berpuasa. Sahur mengajarkan kita untuk selalu bersiap diri dalam melakukan kebaikan-kebaikan. ’sahurlah karena dalam sahur itu mengandung berkah’. Maka dari itu ‘Planning’ adalah sebuah keniscayaan dan juga keberkahan bagi kehidupan berorganisasi anda, sebelum anda melakukan segala hal. ‘Fail to plan = plan to fail’ ,’gagal merencanakan = merencanakan gagal’.
4. Ramadhan mengajarkan kita untuk tidak berkeluh kesah,pantang menyerah,pantang berbuat sia-sia. bayangkan, saking mulianya bulan ini, maka setiap perbuatan baik akan dilipatgandakan pahalanya, bahkan digambarkan secara ekstrem, bahwa orang yang tertidur itu aja ibadah dalam bulan Ramadhan. Maka sudah sepatutnya ketiga pantangan ini menjadi slogan buat kita semua “Pantang Berkeluh kesah, Pantang Menyerah, Pantang Berbuat Sia-Sia”. Karena jika ketiga pantangan ini kita jalankan dalam menjalankan aktivitas kita, maka insyaAllah kita akan lebih mudah mengatasi segala hambatan dan rintangan yang menghadang dalam setiap aktivitas keorganisasian kita.
5. Ramadhan mengajarkan kita untuk tetap menyadari sifat ‘manusia’ kita. makanya kenapa kita berpuasa hanya sampai matahari terbenam. sehingga kita diharuskan untuk berbuka setelah itu. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya sehebat apapun kita, kita tetap saja manusia yang memiliki keterbatasan. Pun dalam kehidupan berorganisasi kita, sehebat apapun kita, tetap saja kita memiliki keterbatasan, sehingga harus menyadari sifat ‘kemanusiaan’ kita itu. Nah, fungsi dari sebuah organisasi lah yang nantinya justru akan mengakomodasi semua kemampuan yang dimiliki untuk saling mengisi keterbatasa pada anggota-anggotanya. Sehingga konsep organisai bukanlah membentuk ‘SUPERMAN’ tapi membentuk ‘SUPERTEAM’.
6. Ramadhan mengajarkan kita untuk mengasah nilai sosial kita dengan berzakat. Maka dari itu, sesunggunya setiap pengeluaran yang kalian korbankan dengan ikhlas untuk kepentingan organsasi, insyaAllah itu menjadi Shodaqah yang akan kembali kepada kalian semua. hikmah yang lain adalah, bahwa kehidupan sosial kita sebagai seorang aktivis dan organisatoris sudah seharusnya membuat kita menjadi manusia yang berjiwa sosial tinggi. Peka terhadap kondisi sekitar kita, peka terhadap setiap permasalah yang dihadapai oleh bangsa-negara kita, peka terhadap setiap permasalahan yang menimpa ummat manusia ‘all over the world’. tidak hanya muslim tetapi semua ummat yang menderita.
7. Ramadhan mengajarkan kita untuk merayakan kemenangan dengan sukacita. Setelah menempuh beberapa ujian di bulan Ramadhan maka kita di berikan kebahagiaan oleh Allah SWT untuk merayakan kemenangan tersebut dengan penuh motivasi. Kita diingatkan bahwa setiap kemenangan yang kita raih sesungguhnya adalah karunia Allah, dan sedikit saja atas usaha kita sendiri. Makanya pada saat Idul Fitri 1 syawal,kita sering-sering mengumandangkan takbir. Maka dari itu setiap keberhasilan dan setiap kegagalan yang kita alami dalam organisasi kita, kita harus mengevaluasinya dengan penuh ketawakalan dan Qona’ah (berprasangka baik kepada Allah), untuk kedepannya dijadikan pelajaran buat kita, bukannya saling menyalahkan.
Mungkin, masih banyak lagi, hikmah-hikmah lain yang bisa kita ambil dari bulan Ramadhan untuk kita implementasikan di kehidupan berorganisasi kita. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah tersebut dengan baik dan menjadikannnya sebagai motivasi tersendiri.
sumber : blog.idur

http://www2.irib.ir/worldservice/melayuRADIO/HIKMAH/ramadhan/htm_ramadhan/1425/ramadhan01.htm
Suatu hari Rasulullah menceritakan kepada para sahabat beliau tentang seorang lelaki yang akan menjadi penduduk surga. Para sahabat merasa takjub dan bertanya-tanya, apakah gerangan kelebihan lelaki yang disebut oleh Rasulullah itu, sehingga dia berhak menjadi penghuni surga. Lalu, salah seorang sahabat Rasul memutuskan untuk datang ke rumah lelaki itu agar secara langsung dapat menyaksikan perilakunya sehari-hari. Di rumah si lelaki ahli surga itu, sahabat Rasul melihat bahwa dia melakukan amal ibadah yang biasa saja. Di waktu subuh, ia bangun dan pergi menunaikan sholat di mesjid. Sepulang dari mesjid, lelaki itu menyediakan sarapan sederhana bagi tamunya, lalu berkata, “Tinggallah di rumahku sampai aku kembali. Aku akan pergi keluar.”
Sahabat Rasulullah dengan penuh rasa ingin tahu, bertanya, “Kemanakan kamu akan pergi?”
Lelaki itu menjawab, “Aku pergi melakukan pekerjaan harianku di padang sahara.”
Sahabat Rasulullah mendesak untuk diizinkan mengikuti lelaki ahli surga itu dan akhirnya, merekapun pergi bersama-sama ke padang pasir. Di sana, si lelaki mengumpulkan kayu bakar dan di sela-sela kesibukannya, bibirnya melantunkan zikir dan tasbih. Setelah kayu bakar cukup banyak terkumpul, iapun menjualnya dan uang yang didapatkannya digunakan untuk membeli air dan roti.
Selama dua-tiga hari, sahabat Rasulullah menyaksikan hal yang sama. Lelaki ahli surga itu sama sekali tidak melakukan perbuatan yang luar biasa dan istimewa. Akhirnya, iapun bertanya, “Wahai sahabatku, Rasulullah menyebutmu sebagai seorang yang akan dimasukkan ke dalam surga. Apakah kelebihanmu sehingga mendapatkan kemuliaan itu?”
Lelaki ahli surga menjawab, “Sahabatku, antara aku dan surga sangatlah jauh. Namun aku ingin menyampaikan hakikat kehidupanku kepadamu, dan sampaikan pulalah kepada orang lain. Aku selalu berusaha menjalankan hal-hal yang diwajibkan Allah sebaik mungkin. Selain itu, aku sangat takut berbuat dosa. Setiap kali aku ingin berbohong, menghina, atau berkata-kata yang buruk, seluruh tubuhku gemetar ketakutan. Aku selalu menginginkan kebaikan bagi orang lain sebagaimana aku menginginkan kebaikan bagi diriku. Aku juga selalu berharap orang lain tidak tertimpa keburukan sebagaimana aku juga tidak menyukai keburukan menimpa diriku.”




Tidak ada komentar: